Rabu, 12 Februari 2014
Ini tentang perincian Tafsir suratul Ikhlas sebagai berikut: ~> Allah maha esa... Berarti memfanakan atau menafikan segala macam syirik atau penyerupaan. ~> Allah tempat bergantungnya segala mahluk... Berarti memfanakan atau menafikan segala macam ketergantungan atau dari siapa pun. ~> Allah tidak beranak... Berarti memfanakan atau menafikan segala macam sifat sejenis atau persamaan segala sesuatu. ~> dan Allah tidak diperanakkan... Berarti memfanakan atau menafikan segala sifat kebaharuan atau kekurangan. ~> dan tidak ada seorang pun yg setara atau sebanding dengan Allah, yg setara atau sebanding dengan Allah berarti memfanakan atau menafikan segala macam yg menyamai atau menandingi... ADAPUN HIKMAH FANA IALAH: pendahuluan tuhan semurni_murninya dalam arti TIADA WUJUD YG MUTLAK MELAINKAN ALLAH. Pengenalan tuhan semurni_murninya tidak sekedar dengan pengakuan adanya dan satunya saja dengan ucapan kalimah syahadat,... Tidak sekedar dalil atau pendapat dengan jalan akal pikiran saja, tetapi kita mengenal tuhan dalam arti "MAKRIFAT", sebagian Arifbillah memberikan arti makrifat ialah: "MAKRIFAT IALAH SEGALA YG LAIN KARNA TAMPAKNYA MAHA ESA YG BAQA".
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH: itiqadkan berkedudukan di batin, sesuai dengan firman Allah: WAFI AMMFUSIKUM AFALAA TUBSYIRUN didalam dirimu jua aku berada, mengapa kamu tidak mengetahuinya WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULLULLAH: itiqadkan berkedudukan di jasad, dengan itiqad dan pengertian ini pula jelas dan nyatalah bahwa tubuh atau jasad yg dinamakan muhammad zahir itu tadi adalah pesuruh dari yg batin DAHUI RABBI FI BATINIL ABDI zahir tuhan itu pada badan hambanya
Pemahaman hakikat adalah bertemu dengan sifat tuhan yg tujuh yaitu : 1. QUDRAT 2. IRADAT 3. ILMU 4. HAYAT 5. SAMAK 6. BASHAR 7. KALAM yg disandarkan kepada kita tetapi kita tidak mempunyai apa apa atau K0S0NG (LA haulawalaquwata) pemakaian ilmu hakikat menurut Arifbillah sebagai berikut : 1. HU-> itu aku... 2. ALLAH-> itu adalah namaku... 3. NAIK TURUNNYA NAFAS-> adalah dzatku... 4. YG INGAT, KUASA, BERILMU ITU AKU-> Sedangkan kamu (kita) itu pelupa, hina, bodoh, karna kamu (kita) LA HAULAWALAQUWATA tidak punya daya apa apa... 5. AHMAD-> itu adalah orangnya yg berlaku memerintah kepada si muhaddas maka berlakulah syahadat ADAM yg dikatakan Arifbillah yaitu: * LAILAHA ILALLAH AHMAD KALAMMULLAH * LAILAHA ILALLAH MUHAMMAD RASULULLAH
Dzikir HU ALLAH duduknya di: 1.Kudrat 2.Iradat 3.Ilmu 4.Hayat 5.Samak 6.Basyar 7.Kalam -> Aku yg didalam, Aku juga yg diluar. Dzikir HU-HU duduknya di: 1.Akal 2.Pikir 3.Ilmu 4.Lawamah 5.Hayat 6.Samak 7.Basyar -> Yg diluar dan yg didalam sama. Dzikir A-I-U duduknya di ALIF. tujuannya hanya satu kata yaitu "HAK-HAK" -> yg Meliputi Alam semesta
Kasyaf adalah terbukanya perkara ghaib pada alam rasa dan penyaksian mata hati. Apa yang dipikirkan dan dijumpai melalui ilham dapat dirasakan atau disaksikan melalui kasyaf. Maqam kasyaf membuka perkara yang tersembunyi dibalik yang nyata dan juga membuka hal hal alam ghaib yang tidak dapat dipandang dengan mata, tidak dapat difikirkan dan dikhayalkan dan keluar jauh dari logika kita. Ilmu kasyaf memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan tentang alam rohani seperti Alam Jin, Alam Barzakh, syurga dan neraka. Kasyaf bisa untuk melihat lebih jauh pada suasana yang dinisbahkan tentang hal ketuhanan. Suasana ketuhanan yang dibukakan kepada ahli kasyaf adalah sebagai perkenalan dari Tuhan kepada hamba. Oleh karena Tuhan adalah: “ ” maka suasana yang dinisbahkan kepada ketuhanan atau diibaratkan kepada Tuhan yang dibukakan kepada ahli kasyaf adalah dalam bentuk misal, ibarat atau penyifatan. Suasana perumpamaan yang disaksikan itu menanamkan kefahaman tentang Tuhan yang tidak bisa diibaratkan. Pengetahuan yang diperoleh secara fikiran dan ilham disebut makrifat (pengenalan) secara ilmu. Pengetahuan yang diperoleh secara kasyaf dinamakan ma'rifat secara zauk atau penyaksian mata hati. Apabila kasyaf sampai kepada puncak penyaksiannya maka tiada apa lagi yang dapat disaksikan. Kasyaf pada tahap ini hanya merasakan dengan penuh yakin tanpa menyaksikan tentang Wujud Tuhan yang tanpa misal, tanpa sifat, tanpa ibarat dan tidak Bisa dikatakan apa-apa karena Allah s.w.t adalah : Medan kasyaf yang sangat luas ..itu d dapatkan oleh sufi yang telah membuang segala kepentingan diri sendiri lantaran kecintaan mereka kepada Allah s.w.t. Melalui kasyaf, yang paling tinggi dapat disaksikan adalah suasana atau keadaan yang dinisbahkan kepada Tuhan tetapi bukanlah Tuhan. Apabila melepas tahap penyaksian kasyaf sampai kepada batasan terakhir iaitu merasai secara zauk Wujud Tuhan yang tidak dapat disifatkan dan Dia Maha Esa, tiada sesuatu beserta-Nya. Puncak kasyaf adalah "KEBODOHAN" di mana tidak ada lagi bahasa yang mampu MENCERITAKAN tentang Tuhan. Ahli kasyaf yang masuk pada tahap ini berada dalam suasana yang dipanggil "ORANG GILA" di mana dia merasakan telah mengenal Tuhan tetapi tidak mampu menyingkap pengenalan tersebut. Dia dikatakan faham tanpa sesuatu kefahaman dan tahu tanpa sesuatu pengetahuan. Kasyaf tidak MAU menyebut Allah s.w.t sebagaimana Dia INGIN disebut. Kasyaf tidak tahu menceritakan Allah s.w.t sebagaimana yang Dia INGIN CERITAKAN Kasyaf tidak berupaya memperkenalkan Allah s.w.t sebagaimana Dia INGIN Diri-Nya dikenali. Kasyaf juga tidak tahu bentuk pengabdian sebgaimana Allah s.w.t ingin dari hamba-Nya. Kasyaf tidak bisa mengajari manusia cara menyembah Allah s.w.t
Langganan:
Postingan (Atom)